Selasa, 15 November 2011

Seberapa bodohkah kata parah itu?

Jauh lebih ditolerir orang yang sombong akan kelebihannya, dibandingkan orang yang menyombongkan kejelekannya. Kenyataanya, banyak anak muda yang senang untuk membandingkan kenakalan mereka Lalu mereka saling bercerita yang sepatutnya, hal pribadi seperti itu tidak perlu dibagikan ke orang lain. Bodohnya lagi, mereka mengungkapkan kejelekan itu dengan tujuan untuk mencari siapa yang paling parah hingga kemudian mendapatkan kebanggaan yang sementara.
Siapa bilang anak muda sekarang tidak kreatif? Saya memandang kalau generasi ini semakin jauh kreatif, khusunya dalam melakukan perbuatan yang tidak benar. Saat ini, anak muda jauh lebih pintar dari gurunya. Mereka mengetahui terlalu banyak dari apa yang seharusnya belum perlu diketahui. Bahkan akhirnya, setiap anak muda menjadi pemain drama yang sangat pandai menipu orang di sekitarnya, tidak terkecuali orang tuanya, ironisnya juga menipu dirinya sendiri.
Sebagian besar anak muda yang saya temui, entah itu laki-laki ataupun perempuan, mereka beranggapan saat melakukan yang jelek, maka itu tampak keren. Semakin mereka berani dan nekat untuk berbuat dosa, itu sangat dihargai di mata teman-temannya yang lain. Dan mereka merasakan kepuasan yang tersendiri. Tidak sedikit kejadian dimana anak muda harus memakai ‘sesuatu’ agar bisa diterima di kalangan komunitas yang dipandang itu keren. Hal klasik lainnya, semua itu hanya demi pelarian.
Tapi yang paling menyedihkan, saat seorang anak muda berbuat yang jelek, berbuat kenakalan yang parah, berbuat dosa hanya untuk sebagai alat pelindung diri, agar kehidupannya tidak bisa disentuh orang luar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar